Selasa, 14 Juni 2011

Sistem Penyerahan wajib oleh VOC

Dengan hak-hak istimewa yang dimiliki VOC, kedudukan bangsa portugis mulai terdesak dan bendera kompeni mulai berkibar.
kekuasaan yang dimiliki raja-raja kita diambil oleh kompeni dengan perjanjian yang merugikan. semakin lama bangsa VOC lebih berkembang dan ingin menguasai kedudukan bangsa indonesia.
bangsa VOC memiliki pegawai dan anggota tentara yang banyak. biaya untuk meneruskan pegawai dan tentara diambil dari penduduk dengan cara mengambl hasil bumi seperti beras, lada, kopi, rempah, kayu jati, dll. tentunya tidak hanya diambil dengan gratis, tetapi membeli hasil bumi itu dengan harga yang ditentukan oleh VOC. (bayanginn gimana sengsaranya bangsa indonesia duluu) -.-
kemudian hasil bumi itu dikumpulkan oleh kepala desa dan setiap desa diberikan jatah tertentu. kepala desa kemudian memberikan hasil yang telah dikumpulkan kepada bupati dan jatah untuk petani hanya sedikit yang dimiliki, karena biaya yang diberikan oleh VOC hanya sedikit dan telah diotong oleh pegawai-pegawai VOC . :(

Penyalahgunaan Teknologi

Kalangan orang tua harus mengantisipasi dan mewaspadai penyalahgunaan perkembangan informasi teknologi (IT) dan media yang begitu pesat, karena khawatir bisa mengakibatkan degradasi moral pada anak.
Direktur Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, di Serang, Senin (11/1/2010), mencontohkan, berdasarkan survei yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak mengenai prilaku seksual anak remaja pada 2007, sebanyak 97 persen remaja di Indonesia pernah mengakses pornografi.

Survei tersebut melibatkan responden 4.726 siswa
SMP dan SMA di 12 kota besar dengan kisaran usia 13-17 tahun.

"Ada perubahan sosial luar biasa dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan informasi teknologi itu kurang kita antisipasi, sehingga berdampak negatif terutama bagi anak-anak," kata Elly Risman dalam seminar yang digelar Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Banten, di Kota Serang.

Ia mengatakan, perkembangan informasi teknologi serta media massa ada dampak negatif dan positifnya, khususnya terhadap generasi muda.
"Anak-anak kita hidup di era digital. Berbagai media cetak dan elektronik yang diakses anak, banyak yang mengandung unsur pornografi," katanya.

Oleh sebab itu, kata Elly, orang tua sangat berperan penting mengawasi anak-anaknya dalam mengenal perkembangan teknologi informasi tersebut, supaya tidak disalahgunakan. Namun kebanyakan orang tua saat ini belum mampu memproteksi, karena ketidaksiapan mereka dalam menghadapi badai perkembangan teknologi informasi tersebut.

"Kalau orang tua tidak mengerti internet, bagaimana bisa mengawasi anaknya yang bisa bermain internet," katanya..




Selain itu, diperlukan kebijakan politik dari pemerintah dalam upaya mengawasi dan memproteksi peredaran situs-situs porno yang bisa diakses anak-anak, misalnya dengan memblokir situs porno, pelaksanaan UU Pornografi serta ketentuan lainnya.

Rina Lindani, anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Provinsi Banten yang menjadi peserta dalam seminar itu mengatakan, ia mengaku kaget dengan paparan yang disampaikan pemateri dalam seminar tersebut, karena dampak perkembangan teknologi informasi dan media terhadap mental dan moral anak-anak sudah sangat mengkhawatirkan.

"Saat ini banyak tayangan televisi serta film-film yang sangat tidak mendidik anak-anak kita.